Kenapa saya buat blog ini?

Bismillah…washhalatu wassalamu ‘ala rasulillah, wa’ala aalihi wa ashabihi wa man tabi’ahu ilaa yaumil qiyamah..Aama ba’d.

Hari berganti hari…fitnah selalu datang berarak tanpa henti, belum selesai fitnah yang ini di basmi, datang fitnah lain yang lebih besar lagi.Banyak manusia dari yang muda hingga dewasa menjadi korban fitnah ini, mereka terjatuh ke dalam jurang kesengsaraan dan kenistaan yang hina.

Inilah, inilah yang dirasakan oleh diri saya pribadi, karena itulah blog yang berisi tulisan yang sederhana ini, yang disajikan apa adanya ini saya buat….sebagai nasehat bagi diri saya pribadi, renungan bagi jiwa dyang lalai dan mati, peringatan bagi jasad yang lupa akan tempat kembali…

Dengan harapan….agar bisa istqomah dalam menghadapi perkembangan zaman, getirnya kehidupan, banyaknya cobaan….

Dengan harapan….agar bisa terhindar dari fitnah yang menghinakan serta melalaikan insan….

Dengan harapan…..agar bisa tertuntun kejalan kebaikan yang berbuah kebahagiaan…..

Dengan harapan…..agar terhindar dari jalan-jalan syaithan yang melenceng dari jalan kebenaran….

Dengan harapan….agar bisa menggalah kejayaan dan mendulang masa keemasan…..

Semoga semua tulisan yang dituliskan di blog ini bermanfaat bagi saya pribadi serta para pembaca khususnya para pemuda yang membaca tulisan ini, dan semoga Allah menjadikan ini sebagai lembaran kebaikan serta dijauhkan dari perbuatan riya yang menghancurkan.Amiin ya rabbal ‘alamiin….

Musim haji bersemi 1429H

cybersalafy


Selasa, 01 Juli 2008

Untukmu yang gila harta

Wahai jiwa yang selalu menimbun hartanya, wahai jiwa yang selalu henghitung-hitung hartanya, wahai jiwa yang selalu mengejar dunia, wahai jiwa yang lalai mengingatNya karena telah disibukan oleh harta.


Mengapa engkau lebih mengutamakan hartamu dari pada ilmu? padahal ilmu memiliki keutamaan dari beberapa sisi, diantaranya :

Pertama, ilmu adalah warisan Nabi, sedangkan harta adalalah warisan para raja dan pengejar dunia.

Kedua, ilmu bisa menjaga pemiliknya, sedangkan harta harus dijaga oleh pemiliknya.

Ketiga, Harta berkurang karena dibelanjakan, namun ilmu semakin bertambah jika dibagikan.

Keempat, jika hartawan meninggal, maka ia tinggalkan hartanya, sedangkan ilmu masuk kubur bersama pemiliknya.

Kelima, ilmu mengatur harta, sedangkkan harta tudak bisa mengatur ilmu.

Keenam, harta bisa di dapat oleh semua orang, baik orang baik maupun jahat, sedangkan ilmu yangbermanfaat tidak didapat kecuali oleh orang-orang yang beriman.

Ketujuh, Orang berilmu dibutuhkan oleh rakyat raja dan rakyat jelata, sedangkan orang berharta dibutuhkan oleh orang-orang miskin dan papa.

Kedelapan, jiwa menjadi hidup dan mulia dengan mengumpulkan ilmu dan mendapatkannya, bahkan itulah kemliaan jiwa dan kesempurnaannya. Sementara harta tidak menambah sifat-sifat kesempurnaan. Bahkan jiwa bisa berkurang, kikir dan bakhil kerena mengumpuklkan harta dan tamak terhadapnya. Tamak terhadap ilmu adalah kesempurnaan jiwa dan tamak kepada harta adalah kelemahan jiwa.

Kesembilan, harta membawa kepada kelalaian, kesesatan, dan kesombongan. Sementara ilmu mengajak kepada tawadhu' dan ibadah.

Kesepuluh, ilmu mengajak kepada kebahagiaan jiwa, sedangkan harta penghalang antara jiwa dan kebahagiaannya.

Kesebelas, Kaya ilmu lebih mulia dari kaya harta, Jiwa bisa lebih kaya dari seluruh manusia tanpa harta. Karena kekayaan tertinggi adalah dengan tidak membutuhkan sesuatu, bukan dengan harta.

Kedua belas, harta memperbudak kekasih dan pemiliknya hingga menjadikan mereka sebagai budaknya, sedangkan ilmu menjadikan pemiliknya sebagai hamba Rabbnya dan Penciptanya karena ilmu tidak mengajaknya selain kepada peribadatan kepada Allah semata.

Ketiga belas, nilai orang kaya tergantung kekayaannya, sementara orang berilmu tidak kehilangan nilainya, bahkan akan semakin bertambah.

Keempat belas, mencintai ilmu dan senantiasa mencarinya adalah landasan setiap ketaatan, sementara ganrung dunia dan harta dan harta serta senantiasa memburunya adalah pangkal segala keburukan.

Kelima belas, wujud harta bersifat materi sedangkan wujud ilmu bersifat rohani.

Keenam belas, bila seorang berilmu ditawarkan kepadanaya kekayaan duia, niscaya ia tidak mau menjadikannya sebagai penebus ilmunya, sementara orang kaya berakal, bila menapati kemuliaan ilmu, keutamaan dan kesempurnaannya kerena ilmu, niscaya ia ingin mndapat ilmu sebagai pengganti seluruh hartanya.

Ketujuh belas, tidak seorangpun dikatakan taat kepada Allah, kecuali dengan ilmu, sementara kebanyakan orang yang berbuat maksiat kepadaNya, dia lakukan maksiat dengan sarana harta

Kedelapan belas, seorang berilmu menyeru manusia kepaa Allah dengan ilmu dan perangainya, sedangkan orang yang mengumpulkanharta membujuk manusia kepada urusan duniawi engan perangai dan hartanya.

Kesembilan belas, kekayaan harta kadang bisa menjai penyebab kehancuran pemiliknya seperti umumnya terjadi, sementara kekayaan ilmu merupakan sebab kehidupan begi pemiliknya dan orang lain. Apabila manusia melihat orang yang mengalah dan mendahulukan orang lain, niscaya mereka akan mencintai, membantu dan memuliakannya.

Kedua puluh,kenikmatan yang berasal dari kekayaan harta adalah kenikmatan hewani. Karena pemiliknya hanya mendapatkan kenikmatan dengan mengumpulkan harta dan mendapatkannya, inilah kenikmatan yang semu. Sedangkan kenikmatan ilmu adalah kenikmatan akal dan rohani. Hal itu menyerupai kenikmatan dan kgembiraan yang irasakan malaikat.


Wahai penggila harta, ingatlah…di hari kiamat kelak engkau akan ditanya tentang hartamu, tentang semua kekayaanmu, dari mana engkau dapatkan dan untuk apa engkau gunakan.

Maraaji' : miftaahu daaris sa'aadah

Tidak ada komentar: